Aktuelle Kommentare

Brenda Shaughnessy
Well you can actually make it go slower than 1 second per second if you …

Anonymous
changed eve to even

Some Disney Princess
I swear, didn't that happen to the Mongolian Empire lol

Satan
NO. JUST NO. WHY. WHY DID YOU HAVE TO REMIND ME OF THIS ABSOLUTE TORTURE

Kawish
Friday is my favourite day of the week too! Like you get to do something …

Mehr

Zitate

Ein neues Zitat hinzufügen

Aktuelle Zitate - Beste Zitate - Schlechteste Zitate -

Halimah Munawir - The Sinden
Setelah riasan wajah dianggap sempurna, Dingklik Waranggana mulai melilitkan kain di tubuhnya, memasang bekung, beha, dan terakhir kelambi burkat merah menyala sesuai dengan gincu yang melekat di bibir. Rambutnya yang panjang digulung-gulung kemudian disampirkan ke bahu kanan, menjuntai ke depan. Dari atas gulungan sampai bawah dihias melati segar yang ia petik dari pohonnya, di samping masjid.

Rafael Yanuar - Arwah Kunang-Kunang
Dulu, setiap musim beranjak dan rintik embun mulai berguguran dari ranting-ranting cuaca, kunang-kunang selalu bermunculan di desa ini "Menyambut kepulangan hujan," begitulah aku melukiskannya pada salah satu puisiku. Aku selalu percaya, kunang-kunang bukanlah penjelmaan dari kuku orang mati seperti yang diceritakan turun temurun, tetapi mata yang berduka. Berkerumun di padang bambu, sebuah tempat yang senantiasa belia dalam ingatanku, cahayanya menciptakan garis tipis yang menyerupai air mata.

Naga Pamungkas - Pendekar Mabuk
Sekelebat bayangan melintasi hutan di kaki bukit. Orang mengenal bukit itu dengan nama Bukit Mata Langit. Tak ada orang yang berani melintasi hutan di Bukit Mata Langit itu, karena mereka takut terperosok ke sebuah lubang yang amat dalam. Lubang itu tertutup oleh tanaman rambat sehingga tidak mudah diketahui oleh siapa pun. Tanaman rambat yang menutup rapat lubang tersebut seolah-olah berguna sebagai tanaman penjebak.

Sukarni - Tetanggaku Bensin Pertamax Plus
Jika diibaratkan larutan, engkau adalah larutan elektrolit kuat. Daya hantar listrikmu sangat baik. Jika diuji pakai alat uji larutan, engkau menghasilkan nyala lampu terang. Seterang kulit tubuhmu, secerah pipi chabymu. Semerah bibir tipismu. Seindah jari-jemarimu, membuatku terkesima. Sorot cahaya matamu berkilau, puncak hidungmu memukau. Kau menyimpan daya tarik yang luar biasa. Siapa yang tak terpana oleh gemerlap lenggak-lenggok gemulaimu, halus tutur katamu, dan lemah lembut budi bahasamu?

Muhammad Haikal - Ketika Doa Ibu Menembus Langit
Lalu Yunus memasuki kamar Ibunya. Terlihat Ibunya sedang duduk menangis setelah menunaikan Shalat Dzuhur. Dan Yunus ikut duduk di samping Ibunya. "Bu, kenapa nangis?" .".." Ibu Aisyah hanya diam sembari membasuh air matanya. "Ada makanan gak? Aku belum makan nih." Tanya Yunus. "Sabar ya nak, abis ini... Ibu mau jual lemari kecil itu dulu untuk kita makan." Jelas Ibu Aisyah.

Muhammad Haikal - Ketika Doa Ibu Menembus Langit
Siang itu, terdengar naungan suara Adzan Dzuhur. Terlihat sebuah rumah yang bangunannya tidak terlalu besar. Seorang bocah yang penampilannya berantakan dengan pakaian sekolah, memasuki rumah itu. Dia adalah Yunus, bocah berusia 14 tahun yang masih duduk di bangku SMP.

Hilman Hariwijaya - Makhluk Manis Dalam Bis
Tepat jam satu tengah hari bolong, mereka selalu tampak asyik menunggu bis jurusan Blok M. Lupus, Aji, Bomi, dan Gito. Rada aneh juga, rumah mereka jadi mendadak pada pindah ke Blok M semua. Selidik punya selidik, ternyata mereka itu lagi ngejar cewek. Nggak tau anak sekolah mana. Yang pasti setiap jam satu, wajah manisnya selalu nampak di jendela bis jurusan Blok M, dekat pintu depan.

Ahmad Fuadi - Negeri 5 Menara
Supremasi orang Minang soal makanan sangat tampak dalam perjalanan ini. Hampir semua tempat makan di pinggir jalan lintas Sumatera dan Padang memakai tanduk dan bertuliskan "RM Padang". Di dalam ruangannya yang lapang tersusun meja dan kursi yang jumlahnya ratusan. Speaker yang berbentuk kotak-kotak kayu ada di setiap sudut ruangan dan tidak henti-henti memperdengarkan lagu pop Minang.

Ahmad Fuadi - Negeri 5 Menara
Amak mungkin benar. Banyak orang melihat bahwa pondok adalah buat anak yang cacat produksi. Baik karena tidak mampu menembus sekolah umum yang baik, atau karena salah gaul dan salah urus. Pondok dijadikan bengkel untuk memperbaiki yang rusak. Bukan dijadikan tempat untuk menyemai bibit unggul.

Gilang - Si Pemanah Gadis
Saling pukul dan saling serang terjadi dalam waktu cepat. Yang jelas, serangan dua musuh bebuyutan itu bukan sembarangan. Pancaran hawa tenaga dalam terasa memerihkan kulit saat desiran angin menerpa. Jika Catur Lima mengandalkan ilmu khas Perguruan Catur Bawana yang unik yang bernama jurus 'Tukang Catur Membalik Langit', dengan posisi kaki tangan yang selalu membentuk lingkaran-lingkaran besar kecil menadahi setiap jurus cakar ganas yang dilancarkan Elang Botak.

John Halmahera - Wisanggeni
Kalayawana, pendekar sakti yang dijuluki Penguasa Kegelapan dari Gondomayu, berkata lirih namun jelas. "Bagaimana dengan rencanamu, apakah murid Lemah Tulis itu bersedia meracuni air minum perguruannya?" Kalayawana, berusia di penghujung tiga-puluhan, kurus, wajahnya buruk dan tampak kejam. Dia bertelanjang dada dengan celana sebatas lutut dan jubah hitam panjang yang penuh dengan tambalan.

RATRI - Hatiku Bukan Pualam
Kepedihan ternyata tak juga beranjak dari kehidupanku. Luka itu lagi-lagi terkoyak, bagai seribu sembilu menikam jantungku mencabik-cabik diri dan perasaanku. Hatiku bukan pualam, yang bisa menerima segala duka dengan ikhlas Aku manusia biasa, yang punya hati dan perasaan yang teramat sangat peka.

Arswendo Atmowiloto - Suamiku Jatuh Cinta Pada Jam Dinding
"Seperti yang selama ini terjadi," katanya menjelaskan. "Aku melihat jam dinding itu, tertarik dan terjadi dramatisasi dalam seluruh kesadaranku. Karena kita membelinya bersama-sama, kamu ingat hari-hari yang kita lalui bersama jam dinding. Itu yang menjadi berharga."

Arswendo Atmowiloto - Suamiku Jatuh Cinta Pada Jam Dinding
Dan kini, ia jatuh cinta kepada jam dinding. Aku bisa merasakan, karena aku sangat mengenalnya sekian lama, dan juga karena ia tak menutup-nutupinya. "Bagaimana kamu bisa jatuh cinta kepada jam dinding itu?"

Arswendo Atmowiloto - Suamiku Jatuh Cinta Pada Jam Dinding
Sebenarnya ini bukan sesuatu yang luar biasa bagiku, karena aku tahu kebiasaan suamiku yang tidak biasa. Sebagai suami, sebenarnya ia tak beda banyak dengan lelaki lain, atau suami lain yang pernah kudengar. Dan menurut penilaianku ia termasuk suami yang baik: suami yang mencintai, bertanggung jawab, dan kadang tidak setia. Ia mencintaiku dan itu kurasakan. Ia bertanggung jawab sebagaimana suami dalam tata nilai tradisi: bertanggung jawab atas semua kebutuhan dengan sukarela.

Aep Saefulloh Fatah - Gerimis Senja di Praha
Kau begitu muda. Ranum. Cantik. Cerdas. Dunia membentang luas di depanmu. Di sekelilingmu, perubahan berdentum-dentum. Ceko-mu begitu bergairah. Kau hidup persis di tengah contoh sukses Eropa Timur dan Tengah. Masa depan menunggumu. Tinggal kau jemput. Kau dikepung musim semi daya hidup. Bagaimana mungkin kau justru ingin melangkah ke arah sebaliknya.

Aep Saefulloh Fatah - Gerimis Senja di Praha
Senja Agustus memerah di kaki bukit Petrin, Mala Strana. Langit mengencingi Praha tak habis-habis. Gerimis turun sejak siang dan tak juga membesar. Sungai Vltava baru saja mulai tenang setelah marah meletup-letup selama setengah pekan lalu. Dua hari lalu, airnya naik hingga sembilan meter. Jembatan Charles nyaris terendam. Kemarahan Vltava nyaris saja menenggelamkan Praha.

cerpen kompas - Rumi
Dingin itu memuncak sejak ngambil wudhu untuk shalat subuh. Kabut tebal. Petunjuk waktu pada arloji telah ada di kisaran 6, 3, dan 9. Apa ini termasuk wilayah Indonesia bagian barat, gumamku-memaksakan keluar kamar. Melangkah di papan kusam di tingkat dua, yang sepertinya jarang dibersihkan atau diinjak langkah tamu, pertanda tidak banyak yang datang. Menginap di losmen yang hanya dua tingkat ini, dengan empat kamar di kiri dan enam di kanan.

Ahmad Tohari - KANG SARPIN MINTA DIKEBIRI
Di rumah Kang Sarpin saya telah melihat banyak orang berkumpul. Jenazah sudah terbungkus kafan dan terbujur dalam keranda. Tetapi tak terasa suasana duka cita. Wajah para pelayat cair-cair saja. Mereka duduk santai dan bercakap sambil merokok seperti dalam kondangan atau kenduri. Ada juga yang bergurau dan tertawa. Asap mengambang di mana-mana melayang seperti kabut pagi. Ah, saya harus bilang apa. Di rumah Kang Sarpin pagi itu memang tak ada duka cita atau bela sungkawa.

Ahmad Tohari - Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta
"Iya, Pa. Di TV juga ada anak nyedot mi, kan? Anaknya cakep. Bajunya bagus banget. Rumahnya bagus banget. Jadi sekarang aku sama seperti anak yang makan mi di TV kan ?" tanya anak usia lima tahunan itu dengan roman muka yang sejati. Sejenak si ayah kelihatan terpana. Namun sesaat kemudian tawanya meledak. Tubuhnya terguncang. Kuah mi instan sampai muncrat dari lubang kantung plastik yang sedang dipegang dengan tangan kirinya.